HERI SI DETEKTIF

Anton bernafas marah, tadi siang Anton diajak main bola tapi bola kesayangannya hilang. “Mas anton…” tiba tiba mbak rina pembantu anton memanggil anton. “ada apa mbak? Jawab Antón.” Tolong kesini sebentar”, kata Mba Rina. Anton segera bergegas ke mbak Rina.” Mas Anton kenapa tidak minta tolong Heri?  dulukan ia pernah menemukan raket Ari yang hilang karena dicuri”.

“Oh iya kenapa tak terpikir dari tadi” pikir Antón.  Ia segera menelepon Heri. “Heri, bisa minta tolong kesini sebentar?”. Diseberang sana Heri menjawab ”ini dengan siapa?”. “Dengan Antón, aku mau minta tolong mencarikan bolaku”. “Baik aku segera kesana” jawab Heri.

Sambil menunggu Heri datang,  Anton tidur-tiduran sambil membaca komik, “Antón” tiba tiba Heri memanggil Antón. Ia segera bergegas keluar. “Ayo masuk”. Heri segera masuk. “Jadi bagaimana ceritanya?” tanya Heri. “Tadi siang sekitar jam 1.30 WIB teman-teman futsalku mengajak aku latihan, waktu aku mau mengambil bolaku ternyata bolaku sudah hilang.” “mungkin adikmu inton yang mengambilnya? Tanya Heri. “Tidak, adikku tidak ada di rumah tadi siang” Jawab Antón. ”Bagaimana dengan ibumu?”, “ibuku sedang bekerja tak mungkin ia pulang jam 1.30 kata mbak rina tadi ayahku tadi ada acara olahraga ia berangkat jam 11.00 tak mungkin ia yang mengambilnya lagi pula ia pulang jam 05.00 sore nanti”. Heri berfikir “Ton kita keluar dulu aku tidak bisa berfikir aku butuh udara segar”. “baik ayo kita keluar”. Anton dan Heri segera keluar rumah. Heri melihat sekitarnya sambil berfikir. “Bagaimana Ri, kamu sudah menemukan pelakunya,Belum?.  “Aku masih berfikir Ton bagaimana dengan mbakmu? “Mbakku tidak pernah masuk ke kamarku aku punya kebiasaan membereskan kamar sendiri lagi pula aku selalu mengunci kamar agar tak lupa atau hilang aku titip ke ayahku”. Tiba tiba Farhan teman Anton memanggil “Anton mau ikut main bola nggak?, “boleh” jawab Antón., Heri sambil berfikir “Kamu duduk di bangku dekat lapangan bola ya”     Anton langsung berlari bermain bola sedangkan heri masih berfikir,heri masih berfikir siapa pelakunya, pembicaraan Anton sangat masuk akal Heri mau ikut main enggak?”baik sebentar Ton” Heri main sambil berfikir “bola Anton hilang sekitar satu setengah jam yang lalu” ibu Anton biasanya pulang jam tujuh malam papa Anton pulang jam empat sore, “atau hanya Anton yang lupa menyimpan bola di kamarnya”tapi waktu melihat kamar Anton aku tak melihat bolanya, biasanya Anton selalu menyimpan di ranjangnya,kebiasaan Anton sehabis main bola pasti mencuci bolanya,Inton tadi siang tak ada di rumahnya Mbak rina tak pernah masuk ke kamar Antón. Heri benar benar bingung baru pertama kalinya ia sebingung itu, “oh iya kenapa tak terfikir dari tadi” Antón”, Heri segera memanggil Antón. “Ayo kita segera ke rumahmu,” mau apa, “lagi seru nih,” kau mau bolamu kembali tidak,Baik ayo mereka segera pergi menuju rumah Anton,”Ri lagi seru main bola kau malah memanggil,” Maaf aku sudah berfikir keras akhirnya dapat juga jawabannya,” sesampai di rumah Anton “Heri bertanya sekarang jam berapa Ton jam tiga Ri,” ayo makan dulu Ri,”tidak usah repot repot,”Sudah jangan malu malu,”sehabis makan Anton bertanya jadi siapa pelakunya Ri,” ‘Kau bilang ayahmu ada acara olahraga,” ‘iya Ri,” ‘ayahmu berangkat sebelas siang pulang jam lima sore nanti,” ‘iya Ri,’ “Ibumu biasanya pulang jam tujuh malam sedangkan Adikmu tadi siang tidak ada di rumah” ‘iya Ri,’’Mbak rina tak mungkin masuk kamarmu karena kau suka megunci kamarmu” Coba telepon Ayahmu aku tahu ia pasti yang mengambilnya Anton segera menelepon Ayahnya ternyata benar ayahnya yang mengambilnya ia bingung bagaimana bolanya bisa ada di Ayahnya ia bertanya pada Heri, “begini ceritanya Ayahmu ada acara olahraga di acara olahraga Ayahmu pasti ada olahraga sepak bola waktu jam dua belas tadi kau masih sekolah Mbak rina sedang berbelanja Inton juga tidak ada pastilah Ayahmu yang mengambilnya,’ pasti Ayahmu lupa karena terburu buru,” wah kau hebat Ri puji Antón,’Tapi ada yang membuatku bingung kenapa kita bisa Masuk kamarmu tadi,” ‘oh itu Aku masih punya cadangannya,” kalau begitu Aku pulang ya Ton,” ‘iya Terima kasih Ri,” akhirnya heri pulang dengan sangat lega.